Rabu, 27 Februari 2013

doa penempatan

Sudah setahun berstatus sebagai pegawai diperbantukan dan belum juga penempatan definitif itu rasanya seperti sedang menunggu kejutan tanpa tahu kapan kejutan itu akan datang, yang jelas kejutan itu pasti akan datang di waktu yang tepat. Mungkin periode magang yg sudah setahun lamanya ini akan menjadi saat-saat terberat bagi sebagian teman yg magang di kota besar yg jauh dari homebase-nya. Hidup dengan 850ribu per bulan itu sangat miris kalo di kota besar seperti jakarta. Beruntung saya hanya magang di homebase, tidak perlu indekos dan beli makanan sendiri. Walaupun sebenernya bosen juga sih magang di homebase, tapi kalo saya itung-itung (*sambil pegang kalkulator) banyakan manfaatnya ketimbang mudharat-nya.

Wah sebentar lagi ada diklat prajabatan, dan lagi-lagi saya dapet di homebase. Memang sepertinya saya selalu ditakdirkan untuk di homebase. Semoga nantinya pun penempatan definitif di hombase. Aamiin *terdengar suara malaikat mengamini* Yah begitulah, pasti sebagian besar orang menginginkan penempatan di homebase atau paling gak yang dekat dengan homebase.

Kebetulan beberapa bulan yang lalu saya sudah mengisi polling penempatan resmi. Saya sebut resmi karena ngisinya langsung di sistem kepegawaian, bukan simulasi lagi. Bingung juga sih sebenernya menentukan 3 pilihan dimana saya hanya bisa memilih 1 untuk daerah di pulau jawa dan 2 sisanya harus di luar jawa. Ah bagi saya ini sudah risiko yg harus dihadapi, dulu pas awal masuk dan pas mau lulus kuliah pun sudah teken kontrak untuk bersedia ditempatkan di seluruh pelosok Indonesia. Yang pasti saya hanya bisa berharap yang terbaik.




Dan kenyataannya Indonesia itu luas banget men. Bayangin ribuan pulau berjajar sepanjang khatulistiwa. Ini sangat luar biasa. Setiap daerah punya daya tarik tersendiri, entah itu dari sisi pariwisatanya, living cost, karakter penduduk lokal, atau adat istiadatnya. Dulu pas simulasi polling penempatan saya memilih 3 daerah berikut: 1. Wonosari (DIY), 2. Singaraja (Bali), dan 3. Balikpapan (KalTim). Sebenernya untuk dua pilihan terakhir ini saya tidak punya landasan teori yg kuat, hanya kemakan omongan para sesepuh dan pini sepuh di tempat saya magang saja. Namun pada akhirnya setelah polling yang resmi saya berbalik halauan untuk memilih: Wonosari, Denpasar, dan Badung. Kenapa saya memilih luar jawa-nya hanya di Bali? Menurut persepsi saya itulah pulau terdeket dari pulau Jawa. Saya pernah ketika SMA studytour ke Pulau Dewata menggunakan jalur darat, rasanya tidak begitu melelahkan. Selain itu, Bali memiliki nuansa budaya dan pariwisata yang luar biasa, bisa dibilang mirip Jogja lah. Dan saya suka sekali berwisata. Hehe. Morever, Kota Denpasar bisa diakses dengan direct flight dari Jogja. 

Polling penempatan sudah di-submit dan kini saatnya untuk berserah diri kepada Allah swt. Apapun yg Dia berikan tentu adalah yang terbaik bagi saya. Lantas apakah saya harus pasrah begitu saja. Hmm kurang bijaksana nampaknya jika saya tidak ber-ikhtiar. Sambil menunggu kejutan yang akan datang, ada baiknya kita berdoa tanpa henti. Suatu ketika, mbak Nani (salah satu senior di tempat saya magang) memberi referensi sebuah blog dimana terdapat doa mutasi/penempatan. Katanya sih dulu dia juga mengamalkan doa itu hingga akhirnya dia dan suaminya bisa mutasi ke jawa setelah bertahun-tahun berkelana di tanah borneo. Konon bang Riza Almanfaluthi (si empunya blog tersebut) juga mendapatkan mutasi yang terbaik setelah mengamalkan doa tersebut. Cekidot:


"DOA MUTASI/PENEMPATAN"
doa ini pernah terucap oleh Nabi Nuh dalam Surat Al-Mu’minuun (surat ke-23) ayat 29: robbi anzilnii munzalan mubarokan wa anta khairul munziliin. Artinya: Ya Rabb, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat. (Riza Almanfaluthi)

Memang kita pasti mengidam-idamkan suatu tempat yg menurut pandangan kita merupakan tempat yg terbaik, namun percayalah bahwa Allah Maha Mengetahuai apa yang tidak kita ketahui. Mungkin saja kita merasa penempatan di homebase adalah yg terbaik bagi kita, tapi ternyata rezeki, karier, dan masa depan kita akan lebih berkibar kalau kita berada di tempat lain. Semua itu hanya Allah yang tahu. Tetap berhusnuzon sambil menunggu kejutan datang dan percaya bahwa Allah tentu akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Menelisik jauh ke belakang, dulu pas mau kuliah pun saya tidak pernah secara spesifik mengelu-elukan kata 'STAN' di doa saya, dan kenyataannya saya pun diijinkan untuk kuliah di sana. Dalam memilih jurusan pun saya sama sekali tidak memilih 'Akuntansi', namun Allah memberikannya karena Dia tahu itu yg terbaik untuk saya. Dan lagi-lagi pas memilih instansi pun saya tidak diberikan pilihan, namun Allah memilihkan yang terbaik untuk saya. Yang ada di setiap doa saya hanyalah permohonan agar Allah memberikan yg terbaik untuk diri saya, yang halal, dan berkah. Aamiin. (Firstly published in 2011, lastly edited in 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar