Minggu, 27 November 2011

Bersamamu Kugapai Impianku

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Blog Competition yang diselenggarakan oleh PT XL Axiata

------
Tak terasa tiga tahun berlalu, dan kini aku telah menjadi lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Itu semua kuraih dengan perjuangan yang tidak mudah. Selama menimba ilmu di bangku perkuliahan, suka dan duka silih berganti. Semua kujalani dengan penuh semangat dan ketekunan. Hasil yang telah kucapai tak lepas dari peran orang tua dan juga XL. Provider yang XLangkah Lebih Maju ini telah menjadi sahabat setia yang menemaniku menjalani masa-masa kuliah, hingga hari-hari berat pun terasa ringan karenanya.

Yang terpilih
Tiga tahun yang lalu, aku hanyalah seorang pemuda lugu yang datang dari desa, bertekad menimba ilmu di ibu kota, berbekal semangat dan restu orang tua. Di desaku, tepatnya di Kabupaten Gunungkidul (DIY), pendidikan belumlah menjadi prioritas utama. Bisa lulus SMP atau SMA saja sudah luar biasa. Hanya segelintir orang yang mampu mengenyam bangku perguruan tinggi, yakni mereka yang berasal dari kalangan orang berada. Dan aku? Aku bukanlah anak orang kaya, aku bukan anak pejabat, juga bukan konglomerat. Bapakku hanyalah pegawai rendahan di salah satu badan usaha milik daerah. Gajinya tak seberapa jika harus menguliahkan aku dan kakakku. Tapi, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia ijinkan aku mengenyam pendidikan gratis di STAN. Aku tak pernah menyangka sebelumnya jika aku bisa diterima. Siapa yang tak senang bisa bersekolah dengan biaya dari pemerintah, di perguruan tinggi kedinasan dambaan pelajar Indonesia.

Berangkat ke ibu kota
Akhirnya aku berangkat ke Jakarta demi meraih cita-cita yang kuimpikan. Di Jakarta aku menjalani kehidupan sebagai anak kos dengan sarana yang serba minim. Hal ini tidak menyurutkan langkahku. Aku selalu teguh pada prinsipku bahwa: 'aku ada di sini untuk belajar, bukan untuk yang lainnya!' Dan kelak aku harus bisa lulus dengan hasil yang memuaskan. Aku ingin menjadi seseorang yang sukses, bermanfaat bagi sesama, dan bisa membahagiakan kedua orang tua. Itulah impianku.

Berbagai problema datang silih berganti. Semua kulalui dengan kaikhlasan hati. Tak jarang rasa putus asa pun menghampiri. Beban perkuliahan yang berat kadang membuatku hampir menyerah. Namun, aku selalu berusaha bangkit. Ratusan-ribu orang di luar sana rela bersaing untuk bisa kuliah di sini, dan aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Kubuka lagi ingatanku, kubawa benakku melayang jauh ke kampung halaman, di sana ada semangat dan doa yang terus dipanjatkan oleh ibu-bapakku. Aku berjanji tidak akan mengecewakan mereka.

Hari-hari kuliah, tugas, dan ujian
Sebagai mahasiswa ikatan dinas, kadang aku merasa takut. Aku takut jika nilaiku jelek dan kuliahku akan berakhir sia-sia. DROP-OUT (DO) adalah dua kata yang selalu menjadi mimpi buruk bagi kami, mahasiswa STAN. Kejam? Memang kejam, tapi itulah aturan mainnya. Sedikit saja kami lengah, dan indeks prestasi komulatif (IPK) kami kurang dari 2,75, maka usai sudah perjalanan kami. Bayang-bayang akan DO terus menghantui. Kami tak pernah tahu siapa yang akan dihampirinya. Setiap saat kami harus siap. Jika ia datang menjemput, maka tak ada ampun lagi. Kemasi barang lalu pulang. Mengerikan! Dan itu semua terus berlangsung selama 3 tahun hingga semester akhir. Sedih rasanya melihat rekan seperjuangan kami harus pulang dan meninggalkan mimpi yang mereka bawa dari desa.

Kuliah yang aku jalani semakin terasa berat di kala aku naik ke tingkat 2. Mata kuliah yang begitu sulit, jadwal yang padat, serta beban tugas yang menumpuk membuat aku harus memutar otak, mencari cara bagaimana agar aku bisa melalui semua ini. Kuncinya: aku tidak boleh menyerah. Aku bukan orang jenius, tapi dengan kerja keras dan ketekunan aku bisa mengalahkan orang jenius. Aku harus rajin-rajin belajar dan membaca buku, namun ketersedian buku di perpustakaan kampus sangat terbatas. Tidak semua mahasiswa mendapatkan pinjaman buku. Literatur yang ada di perpustakaan pun terkadang sudah out-of-date hingga akhirnya aku harus mencari materi kuliah di internet. Untuk mendownload materi kuliah yang sangat banyak dibutuhkan koneksi yang bagus. Awalnya aku sering ke warnet, namun lama kelamaan capek juga. Jarak antara warnet dan kos lumayan jauh dan aku hanya berjalan kaki. Belum lagi jika warnetnya penuh dan harus mengantri.

Aku pun memutuskan untuk membeli usb-modem. Awalnya aku memakai provider lain, namun tidak bertahan lama karena tarifnya mahal dan koneksinya lemot. Setelah aku pikir-pikir nampaknya tak ada pilihan lain selain ganti provider. Kebetulan sejak aku SMP kami sekeluarga sudah memakai XL dan aku pun tertarik untuk mencoba paket internet dari XL. Hasilnya: XL memang XLangkah Lebih Maju untuk urusan internet. Sekarang koneksi internetku ‘dewa’ banget dan kuotanya pun lebih banyak. Yang pasti tarifnya tidak membuat kantong mahasiswaku jebol. Jika belum punya uang untuk beli paket unlimited, aku memakai paket harian yang tidak kalah bagusnya. Aku tak perlu lagi menghabiskan waktu di warnet untuk browsing materi kuliah.

Bagaimanapun juga internet telah menjadi kebutuhan primer bagi para mahasiswa. Banyak informasi yang bisa digali dari dunia maya, seperti literatur pelajaran, pengetahuan umum, berita nasional, isue-isue global, dan masih banyak lagi. Tugas-tugas kuliah pun telah banyak yang berhubungan dengan internet. Sering sekali aku mendapatkan tugas presentasi, dimana aku dituntut untuk menyajikan paper beserta file presentasi yang menarik dalam waktu yang singkat. Dengan internet, tugas semacam ini tidak lagi menjadi hambatan. Aku bisa memperoleh referensi dari internet. Semakin banyak referensi yang diunduh, semakin lengkap informasi yang kuperoleh, semakin baik pula paper yang kubuat. Untuk mempercantik tampilannya, berbagai variasi template presentasi dapat dengan mudah diunduh di internet. Attach file tugas ke e-mail dosen pun tidak menjadi masalah. Kini semua tugas kuliah bisa kuselesaikan dengan cepat dan memuaskan.

Saat ujian tiba adalah saat yang menegangkan. Kadang ada materi yang belum kami pelajari, namun itu menjadi bahan ujian. Kami pun harus selalu connect dengan dunia maya karena setiap saat kisi-kisi dan referensi ujian akan beredar via social network. Tentu harus punya koneksi yang bagus kalau tidak mau ketinggalan. Untungnya koneksi internet XL selalu bisa diandalkan. Aku pun selalu update dengan kisi-kisi ujian. Berkat XL internet: materi kuliah lengkap, tugas selesai tepat waktu, dan ujian pun menjadi lancar. Internet dari XL telah menjadi solusi bagi masalahku sehingga aku selalu menjadi juara kelas.

Sebagai mahasiswa aku pun butuh refreshing. Sesekali aku sempatkan mencari hiburan di dunia maya untuk sekedar mengusir kejenuhan. Dengan internet dari XL yang XLangkah Lebih Maju, aku pun bebas mendownload film atau video kesukaanku. Koneksi HSDPA XL sangat mumpuni untuk ber-chatting ria, buffering youtube, dan streaming radio. Berbagi dengan kawan-kawan melalui facebook dan twitter pun menjadi semakin mudah dilakukan. Biarpun aku orang desa, tapi aku tidak ‘ndeso’ seperti yang dikatakan Mas Tukul Arwana. Bagaimanapun juga internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupku.

Saat kelulusan
Yudisium pun tiba, hasil perjuangan selama tiga tahun akan dipertanggungjawabkan. Aku teringat dulu ketika awal masuk perkuliahan jumlah mahasiswa di angkatanku ada 2000 orang, dan kini hanya tersisa sekitar 1600 orang. Berarti selama tiga tahun ini, hampir 400 orang temanku terpaksa pulang karena DO. Aku pun semakin bersyukur bisa bertahan sejauh ini. Sungguh senang bercampur haru, ketika aku dinyatakan lulus dengan predikat terpuji (cumlaude) dan masuk dalam 10 besar lulusan terbaik di jurusanku. Rasanya seperti mimpi.

Terima kasih untuk Allah swt, orang tua, teman-teman, dan juga XL yang telah membuat aku terus melaju sampai di titik ini. Akhirnya aku bisa mengenakan baju toga dan berada di barisan sepuluh wisudawan terbaik spesialisasi Akuntansi Pemerintahan, STAN 2011. Dengan layanan internet XL, kini hidupku telah menjadi XLangkah Lebih Maju. Dari yang awalnya aku hanya anak desa yang tak yakin bisa bertahan, hingga akhirnya aku dinyatakan lulus dengan prestasi yang memuaskan. Kini aku siap ditempatkan di seluruh instansi Kementerian Keuangan R.I. untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara tercinta. Akan kuceritakan kepada semua orang, XL-internet telah mengiringi langkahku menggapai impian. 
[Graduation day (Jakarta Convention Center,12 Oktober 2011)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar